Alkisah,Suatu hari menjelang Idul Adha
ada seseorang yang datang menghadap Kyai Bisyri,katakanlah Maz Syukmo ( Bukan
nama asli )mas syukmo bermaksud melaksanakan qurban dengan menyembelih seekor
sapi. Namun sebelum berqurban,mas syukmo berkonsultasi dulu
dengan Kyai Bisyri, “ Yai,,,,,,apakah boleh berqurban seekor sapi
untuk 8 orang? “
( Tanya Mas Syukmo ). Padahal menurut ketentuan
fiqih, 1 ekor sapi itu
untuk 7 orang. Sementara itu jumlah keluarga mas syukmo
ada delapan orang,dan dia ingin di akhirat nanti satu keluarga itu
bisa berkumpul satu kendaraan agar tidak terpencar.
Mendengar pertanyaan tersebut Kyai
Bisyri langsung saja menjawab “ waaaah,,,,tidak
bisa itu,,,qurban Sapi, Kerbau
atau Unta itu hanya berlaku untuk 7 orang saja ”. Mendengar jawaban tersebut mas syukmo-pun menawar pada Kyai
Bisyri, “Pak Kyai,,, apakah tidak ada
keringanan,anak saya yang
terakhir kan baru berusia 3 bulan”. ( sambil agak ngeyel ) maklum orang awam.
Kyai bisyri-pun juga tidak mau ngalah,dengan menjelaskan dasar hukumnya, Kyai
Bisyri tetap menjawab, tidak bisa.
Merasa tidak puas dengan jawaban tersebut, mas syukmo kemudian
mengadukan persoalannya kepada Kyai Wahab di Tambak
Beras. Mendengar persoalan yang diadukan mas syukmo, Kyai Wahab dengan ringan
menjawab, “ Bisa,,,, Sapi itu bisa
digunakan untuk 8 orang, Cumaaaaan,,,, karena anakmu yang terakhir itu masih
kecil, maka perlu ada tambahan sebagai bancikan.” Mendengar jawaban Kyai
Wahab mas syumo tampak gembira.
( kyai wahab melanjutkan jawabannya )“ Agar anakmu yang masih kecil itu bisa
naik ke punggung Sapi, anakmu perlu bancik sebagai tangga. Sampeyan harus menyediakan seekor Kambing
agar anak sampeyan bisa naik ke punggung sapi itu.”
Mas syukmo memotong pembicaraan, “Aaaah,,,, kalau cuma seekor Kambing saja
saya sanggup menambah yai, Jangan kan satu ekor dua ekor pun saya juga sanggup
yai, yang penting kita bisa bersama-sama, Kyai.” ( dengan perasaan lega )
Akhirnya pada hari qurban,
orang tersebut menyerahkan seekor Sapi dan seekor Kambing pada Kyai Wahab.
0 komentar:
Posting Komentar